UKM-U NAFILAH UIN WALISONGO SEMARANG

sumber gambar: pixabay Isu perang antara Palestina dan Israel telah menjadi konflik yang kompleks dan berkelanjutan selama beberapa dekade. Konflik ini berakar dari sejarah panjang yang melibatkan klaim terhadap wilayah yang sama oleh kedua belah pihak. Salah satu titik puncaknya terjadi pada tahun 1948, ketika Israel diakui sebagai negara merdeka, yang mengakibatkan eksodus besar-besaran penduduk Palestina dan meningkatnya ketegangan antara kedua belah pihak. Sumber utama ketidaksetujuan berasal dari masalah teritorial, hak-hak pengungsi Palestina, dan kendala terhadap proses perdamaian yang berkelanjutan. Dalam konflik ini, Yerusalem, kota suci bagi tiga agama utama - Islam, Kristen, dan Yahudi, menjadi pemicu ketegangan. Ketidaksepakatan mengenai status Yerusalem menyulitkan upaya perdamaian, karena kedua belah pihak menganggap kota ini sebagai ibu kota sejarah dan spiritual mereka. Selain itu, masalah pemukiman Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza juga menjadi poin sengketa, dengan

  (Dok. Panitia Studi Banding) Shahafah -  UKM-U NAFILAH UIN Walisongo Semarang melakukan  pertemuan bersama UKM ITTAQO UIN Salatiga dalam rangka studi banding. Pelaksanaan acara bertempat di Ruang Teater ISDB Soshum. Kamis (30/11). Rangkaian acara dimulai pada jam sepuluh pagi hingga selesai. Acara ini dihadiri oleh perwakilan pengurus dan anggota UKM ITTAQO serta para gengurus UKM-U NAFILAH selaku tuan rumah acara tersebut. Diawali dengan sesi ceremonial kemudian dilanjutkan dengan sambutan masing-masing Lembaga.  Sambutan pertama dipamparkan oleh ketuah UKM-U NAFILAH, Marwa Asilia Nazhifah, ia menututurkan bahwasannya sangat berterima kasih pada UKM ITTAQO UIN Salatiga yang berkenan hadir dalam acara tersebut. “terimakasih atas hadirnya UKM ITTAQO UIN Salatiga, sudah berkenan hadir dalam acara studi banding dengan UKM-U NAFILAH UIN Walisongo. Walaupun dengan jarak yang jauh,” tuturnya. Dilanjut sambutan yang kedua yakni dari UKM ITTAQO UIN Salatiga yang mana diwakilkan oleh Annisa I