Tasyakuran Wisuda sebagai Wadah Silaturrahmi A’dho NAFILAH dengan Senior
Shahafah
– Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas, Nafilah UIN Walisongo mengadakan acara
rutinan berupa “Tasyakuran Wisuda” yang bertujuan untuk mempererat tali silaturrahmi
antar a’dho Nafilah dengan senior. Acara ini bertempat
di gedung MWC NU Ngaliyan dan dihadiri dua puluh tiga peserta.
Roisatu
al-‘Aamah, Azzah Nadiya dalam sambutannya menuturkan bahwa
acara tasyakuran wisuda adalah wujud kekeluargaan Nafilah terhadap anggotanya.
Disamping itu, ia menjelaskan dengan mendengarkan cerita para senior yang telah
diwisuda selain mendapat pengetahuan juga dapat memacu semangat belajar dalam
perkuliahan.
“Kakak-kakak
senior akan sharing terkait pengalaman mereka dalam perkuliahan hingga
diwisuda. Silahkan kalian tanyakan kepada mereka bagaimana tips dan trik agar
lulus cepat, dapat memanage waktu antara organisasi dan kuliah, dan
hal-hal lain yang berkaitan dengannya,” ujarnya, Minggu (13/12/22)
Sedangkan
Rizki Muharram, sebagai wisudawan yang dapat menyelesaikan studi dalam jangka
waktu 3,5 tahun menjelaskan alasannya untuk memutuskan lulus premature.
Menurutnya, membayar UKT pada semester delapan hanya untuk skripsi adalah hal
yang menghamburkan uang. Oleh sebab itu, ia bertekad untuk lulus cepat agar
terhindar dari pembayaran UKT.
“Kebetulan
waktu itu saya mendapat inspirasi judul dari daerah tempat tinggal doi,
hal itu juga yang membuat saya semakin semangat untuk mengerjakan skripsi
supaya dapat lulus cepat,” ungkapnya dalam sesi sharing-sharing.
Berbeda
dengan Rizki, Faza Amalia wisudawati asal Jepara justru menyelesaikan studinya
1 semester lebih lama dibanding masa ideal seseorang merampungkan S1, yakni
dalam waktu sembilan semester. Meskipun begitu, ia tetap lulus dengan predikat cumlaude
dengan perolehan IPK 3,90.
Faza
menceritakan bahwa IPK-nya tersebut hanya memiliki selisih 0,01 dengan
wisudawan terbaik FITK yaitu 3,91. Hal itu tentu menjadi sesuatu yang sangat
disayangkannya, karena selisih IPK yang sangat tipis itulah, ia gagal mendapat
beasiswa lulusan terbaik yang nantinya mendapat gratis biaya selama empat
semester untuk melanjutkan studi S2 di UIN Walisongo.
Namun,
sisi baiknya adalah ia tetap bisa mendapatkan beasiswa IPK karena nilainya
tersebut meskipun hanya gratis satu semester.
“Bahkan,
saya sampai nangis karena chat saya dibalas dua bulan kemudian. akan tetapi,
saya juga bersyukur karena dospem saya professor. Skripsi saya mendapat
pujian dari penguji sebab rapi dalam tata penulisannya,” jelasnya.
Setelah
sesi sharing-sharing, acara ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dari
UKM-U Nafilah kepada senior yang telah diwisuda, dilanjut dengan pemotongan
tumpeng dan makan bersama.
Komentar
Posting Komentar