Resensi Buku


google.com



Keteladanan dalam Cinta

Judul buku                  : Ayat-Ayat Cinta 2
Penulis                        : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit                      : Republika
Tebal halaman            : vi + 698 halaman

ISBN : 978-602-0822-15-0

Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/alfarid/resensi-novel-ayat-ayat-cinta-2-tentang-cinta-dan-perjuangan-membumikan-islam_56eb22c78e7a61b3222f2c1c


Hidup di negara minoritas muslim, sekalipun telah berlaku baik ternyata tak menjamin orang yang berbeda agama itu untuk bisa berlaku baik juga. Setidaknya begitulah yang dihadapi Fahri Abdullah dengan tetangga-tetangganya. Ia harus bersabar dalam menyikapi tetangga-tetangganya yang Islamphobia dan dingin perlakuannya kepada Fahri. Bahkan ia beberapa kali mendapat teror dengan tulisan-tulisan yang melecehkan agamanya, Islam.

Perlakuan kurang baik dari tetangga-tetangganya tidak lantas membuatnya benci, namun meniru yang dilakukan oleh suri tauladannya, Nabi Muhammad SAW, dengan kesabaran dan kelemahlembutan Fahri berhasil menyadarkan tetangga-tetangganya. Sekalipun mereka nonmuslim namun Fahri tetap total dalam memberi pertolongan, bahkan ia rela harus mengeluarkan banyak biaya. Akhirnya kebencian itu telah berubah menjadi sebuah persahabatan dan kekeluargaan. Ia telah berhasil membuktikan bahwa Islam bukanlah agama yang bahaya sebagaimana pikiran mereka sebelumnya, bahwa Islam adalah agama yang ramah dan penuh kasih sayang.

Selain konflik dengan tetangganya, ia juga harus merasakan konflik dengan dirinya sendiri. Penantian panjang dan pegharapan akan kembalinya istri yang sangat ia cintai karena Allah, Aisha, ia isi dengan segala rutinitas, ia larut dalam kesibukannya mengajar, membaca, menulis, meneliti, mengelola bisnis dan rutinitas lainnya. Hingga karena sudah terlalu lama ia larut dalam penantian panjang yang tak pasti dan kesibukan dalam kesendiriannya tanpa seorang pendamping hidup padahal ada beberapa perempuan yang tak kalah cantik, cerdas, dan tentu sholehah yang mau dinikahi olehnya. Tapi cinta dan kesetiaannya yang begitu besar kepada Aisha membuat Fahri merasa mengkhianati cinta Aisha jika dia menikah lagi. Sehingga dia tak kunjung juga menikah lagi.

Setelah beberapa kali shalat istikharah dan mohon petunjuk kepada Allah, hati Fahri akhirnya terbuka hingga ia takluk pada pesona Hulya, sepupu Aisha yang memiliki beberapa kemiripan dan persamaan dengan Aisha. Mereka pun menikah dan mempunyai anak.

Namun kejadian yang mengerikan harus merenggut nyawa Hulya. Untuk kedua kalinya Fahri harus merasakan pahitnya kehilangan seseorang yang dicintainya. Di akhir-akhir tarikan nafasnya, Hulya sempat berwasiat, salah satunya memindahkan wajahnya ke wajah Sabina, seorang perempuan berwajah buruk dan bersuara serak yang telah tinggal dan menjadi sahabat juga ibu angkat bagi anaknya, Umar Al-Faruq.

Setelah kepergian Hulya, sebuah kenyataan yang sangat mengagetkan itu membuat Fahri hampir tidak percaya. Orang yang tinggal bersamanya sebagai orang asing yang hanya bantu-bantu selama tinggal di rumahnya, yang tak ia ketahui dengan pasti bagaimana kehidupannya di masa lalu hingga harus mengemis di kota dan jadi bahan berita yang menyudutkan agamanya, Islam, yang kemudian ia tolong hanya sebagai sesama muslim, yang memberi saran atas permasalahan dalam rumah tangganya dan tak pernah ia sangka sama sekali bahwa ternyata adalah istri yang sangat ia nanti kembalinya. Sabina. Iya, Sabina adalah Aisha Hanem, istrinya.

Seperti novel sebelumnya dengan judul yang sama, dalam novel ini Kang Abik juga menyelipkan ayat-ayat Al-Quran seperti judul dari novelnya sendiri “Ayat-Ayat Cinta”. Ayat-ayat dan beberapa hadits  menjadi ciri khas tersendiri dan menjadi nilai plus dalam novel ini.

Novel ini tak hanya berisi mengenai kisah cinta, tapi lebih dari itu, novel ini menyajikan sebuah pemahaman tentang bagaimana seharusnya sikap seorang muslim sejati secara umum dan sikap muslim dalam menjalin hubungan dengan nonmuslim pada khususnya. Konflik-konflik yang dialami tokoh dalam novel ini mungkin banyak dialami muslim yang tinggal di negara minoritas muslim sehingga memungkinkan pembaca mudah untuk masuk dalam alur cerita. Kisah hidup Fahri dengan tetangganya syarat akan pelajaran bagaimana seharusnya seorang muslim menyikapi orang-orang yang Islamphobia.

Dalam novel AAC2 ini juga menyajikan perdebatan-perdebatan menarik dan menyegarkan yang memberikan pemahaman baru yang representatif, mengandung nutrisi secara intelektual dan spiritual serta memberi pencerahan-pencerahan terhadap masalah dengan tema yang hangat, rumit dan penting dalam kehidupan umat manusia yaitu konsep “bangsa yang terpilih” dan “amalek” (baca hal. 424-448). Selain itu juga perdebatan yang cukup mampu memberikan jawaban mengenai pertanyaan apakah semua agama itu sama, apa harus agama dihilangkan dari muka bumi, lalu bagaimana dunia tanpa agama? (baca hal. 564-584).

Latar belakang Kang Abik yang juga merupakan seorang pendakwah membuat cerita yang diceritakan dengan banyak mengandung mauidhah hasanah, sejarah Islam, pemikiran-pemikiran dan kajian-kajian Islam yang membuat novel ini seolah tidak hanya sebuah cerita fiksi tapi juga buku umum yang mampu meningkatkan pengetahuan keIslaman pembaca namun tidak membosankan karena terkemas dalam dialog-dialog yang mengalir sebagai sebuah cerita. Penggambaran penulis tentang kota-kota di Inggris yang sangat detail akan membuat pembaca berimajinasi seperti apa keindahan kota-kota di sana. Sayangnya ada beberapa penulisan kata dan tanda baca yang penulisannya kurang tepat yang membuat salah baca sehingga mengharuskan pembaca membaca ulang agar paham dengan maksud cerita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROFIL NAFILAH

Konflik Palestina-Israel

CONTOH TEKS MC BAHASA ARAB