Pentingnya Nahwu Shorof dalam Berbahasa Arab

        Bahasa arab merupakan salah satu bahasa internasional yang diresmikan oleh organisasi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan PBB yaitu UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada tanggal 18 Desember 1973 dan menjadi bahasa ke-6 dari urutan bahasa internasional UNESCO dari 22 bahasa.

         Selain sebagai bahasa Internasional, dalam kajian Ilmu Ushul Fiqh disebutkan bahwa, salah satu syarat seseorang untuk berijtihad adalah menguasai bahasa Arab. Begitu juga dalam ilmu Al-Qur’an dan tafsir, selain syarat mufassir harus menguasai ayat-ayat yang ada di dalam Al-Qur’an, mereka juga harus mahir berbahasa Arab.

         Nah, kriteria atau batas minimal dikatakan mahir dalam berbahasa Arab adalah mampu menguasai dan menerapkan al-Ulum al-Arabiyah (ilmu tata bahasa Arab).  Ilmu tata bahasa Arab ini mempunyai banyak cabang disiplin kajian, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Kawakib ad-Durriyah bahwasanya ada 12 ilmu yang masuk dalam al-Ulum al-Arabiyah, yaitu Ilmu Tashrif (Sharaf), Nahwu, Ma’ani, Bayan, Badi’, Arudh, Qawaafi, Qawanin Kitabah, Qawanin Qira’at, Insya’ul Risalah Wal Khitab, dan Muhadhorah. Akan tetapi pondasi utama ada dalam ilmu nahwu dan sharaf.

        Alasan inilah yang mendorong untuk menguasai Ilmu Nahwu Shorof. Ilmu nahwu sendiri merupakan ilmu yang membahas tentang aturan atau harakat akhir dalam sebuah kalimat (rafa’, jer, nashab, dan jazm). Jika salah dalam memberi harakat diakhir kalimat atau tengah kalimat, maka akan berdampak pada perubahan makna. Selain itu, ilmu ini juga membahas struktur kalimat apakah itu menjadi mubtada’, khobar dan lain sebagainya. Dimana setiap struktur kalimat mempunyai makna yang beda-beda.

        Sedangkan ilmu sharaf adalah ilmu yang membahas tentang perubahan bentuk kata atau kalimat bahasa Arab, beserta ikhwalnya. Mulai dari huruf asli, tambahan, dan lainnya. Masing-masing bentuk memiliki makna dan arti terjemahan yang berbeda. Kesalahan dalam mentashrif kalimat yang tidak sesuai dengan aturan yang ditentukan dalam sharaf, juga akan mengubah makna.

        Oleh karena itu, Ilmu Nahwu Shorof adalah dasar dalam  berbahasa Arab yang tidak bisa dipisahkan.  Imam Imrithi dalam Nadzam Jurumiyahnya mengatakan dalam salah satu baitnya;

والنحو أولى أولا أن يعلما # إذ الكلام دونه لن يفهما                                                                                                                                                                                                      

“Nahwu adalah ilmu yang paling utama dipelajari dahulu, karena kalam arab tapa ilmu nahwu tidak bisa difahami.”

       Mengutip pada kitab Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali juga pernah mengatakan tentang pentingnya belajar bahasa Arab dan nahwu-sharaf, “Sesungguhnya bahasa Arab dan nahwu adalah suatu sarana untuk mengetahui makna dari Al-Qur’an, dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Keduanya bukanlah ilmu-ilmu syar’i, akan tetapi wajib hukumnya mendalami kedua ilmu tersebut. Karena syari’ah ini datang dengan bahasa Arab, dan setiap syari’ah tidak jelas kecuali dengan suatu bahasa.”

     Beberapa kitab yang bisa dijadikan dalam rujukan dalam belajar bahasa Arab adalah kitab imrithi, Nahwu Wadhih, Jurumiyah hingga Alfiyah Ibnu Malik. 

Wallahu A'lam Bis Showab

Oleh: Emma Nur Halizza (Mahasiswi Ilmu Al-Qur'an dan tafsir, A'dho Nafilah 2021)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROFIL NAFILAH

Konflik Palestina-Israel

CONTOH TEKS MC BAHASA ARAB